Hey guys.. ini sebuah cerita yang gue bikin karena gue bosan melakukan apapun Hehehe. Karena gue bosan melakukan apa pun, jadi gue menulis cerita yang bisa membuat lo bertanya-tanya jadi seperti apakah ending dari cerita ini. So.. selamat membaca
Page 1
Page 1
23 JUNI 2001
Nama ku Alfath Zulaiman. Aku tinggal di perkampungan yang orang menyebut kampung itu dengan sebutan kampung rantauan. Kampung ini di sebut seperti itu karena kebanyakan remaja yang ada di kampung ini pergi merantau ke kota lain untuk mencari uang atau hanya untuk mencoba hidup baru.
Kehidupan dikampung ku ini sangatlah sederhana, kebanyakan keluarga disini mendapatkan uang dari bercocok tanam atau berternak. Termasuk keluarga ku juga yang mendapat penghasilan dari membajak sawah. Namun penghasilan dari membajak sawah tidaklah cukup untuk membahagiakan orangtua ku. Maka dari itu aku memikirkan satu hal yang dapat mengubah semua ini.
Ayah ku bernama Rysad Zulaiman, berbadan sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Rambut nya gondrong dan memiliki kumis yang lumayan tebal. Ayah ku seorang sosok yang berprilaku baik. Mulai dari keluarganya sendiri sampai ke orang lain. Karna itulah ayah ku menjadi sosok yang teladan dikampung ku ini.
Berbeda dengan ibu ku, ibuku memiliki badan yang cukup tinggi. Atau bisa dibilang lebih tinggi dari ayah ku. Ibu juga seorang sosok ibu yang baik ke pada anak nya. Lagian emang ada apa ibu yang tidak baik kepada anaknya. Aku rasa itu tidak ada.
Kini aku duduk di bangku sekolah sma kelas 3. Di sinilah jenjang terakhir ku menempuh sekolah, karena jika tidak ada dana, aku akan membantu ayah membajak sawah atau pergi merantau mencari kerja.
Namun dari lubuk hatiku ku, aku ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Dan aku masih punya satu harapan untu itu. Yaitu mendapatkan beasiswa ke perguruan tinggi yang ada diluar kampung ku. Atau bisa dibilang aku akan merantau ke pulau jawa yang belum pernah ku injak sekalipun. Perguruan tinggi yang kudambakan ialah ITB (institute teknik bandung). Karena aku bercita-cita menjadi seorang pilot. Yang aku tahu habibi pernah bersekolah disana, jadi aku semakin semangat untuk masuk kesana. Karena habibi adalah tokoh yang sangat ku banggakan. Aku sangat berharap sekali bisa mendapatkan beasiswa itu.
Alfath…. Alfath…
Iyo.. buk, ada apa buk ?
Dah sholat isya kau nak ?
Belum buk..
Sholat lah alfath, selesai sholat langsung tidur, jangan lupa berdoa selesai sholat, berdoa pada allah agar nama kau besok tercantum dalam daftar lulus sma. Kalau bisa sholat tahajjud lah kau fath.
Iyo.. buk aku sholat lagi
Selesai sholat aku berdoa seperti apa yang di ucapkan ibuk ku tadi. Lalu aku berjalan ke ranjang bersiap untuk tidur. Namun ntah mengapa mata ku ni tidak bisa aku ajak komprimi untuk tidur. Aku mulai gelisah karna takut aku tidak lulus besok.
SHHHUUUUUAAAAAAAA
Aku menarik napas panjang untuk menenangkan pikiran ku. Ternyata yang aku lakukan manjur sekali, pikiran ku pun jadi tenang. Dan aku bisa tidur dengan lelap.
23 JUNI 2001
Horrrrrrrrreeeeeeeeeeeeeeee aku lulus..Horrrrrrrrreeeeeeeeeeeeeeee aku lulus..
Begitulah suasana di sekolah ku saat semua siswa berhamburan melihat papan mading, termasuk juga aku yang berteriak melampiaskan suasana hati karna udah ga perlu lagi telat masuk sekolah di sma.
Allhamdullialh siswa tahun ini lulus semua. Jadi aku dan teman-teman tidak perlu mengeluarkan air mata kesedihan seperti lulusan tahun lalu.
Aku bukanlah seorang siswa yang pintar, sadar dengan kemampuan ku yang biasa-biasa saja, aku mulai rajin membaca dan mengerjakan latihan. Semua tugas yang di berikan guru selalu aku kerjakan. Dan aku tidak pernah telat mengumpul tugas.
Etttssss… maaf, kecuali yang satu iniAku pernah telat mengumpulkan tugas matematika, karena tugas ku dipinjam oleh seorang teman ku yang bernama Ryza Ilham. Dia teman sekelas ku juga, dia pintar dan selalu mendapat rangking satu di kelas. Tetapi dia pemalas dan kurang gemar membaca. Jadi aku dan ryza bertolak belakang, di pintar tapi malas, dan sedangkan aku rajin tapi biasa-biasa saja. Dan satu lagi yang aku tidak suka dari dia, dia seorang yang teledor.
Teng..
Teng..
Teng..
Bel pelajaran pertama pun dimulai. Pelajaran pertama adalah pelajaran yang aku sukai yaitu matematika.
Ryza.. kau ndak lupa kan bawa tugas matemtika ku ?
Ndak lah go, aku ingat kok. Sudah aku masukkan ke dalam tas sebelum berangkat.
Lalu ryza memeriksa tas nya, dan tugas itu tidak ada di dalam tas tersebut. Dia baru sadar kalau tugas itu tidak di masukkan ke dalam tas nya melainkan ke keranjang belanjaan kakak nya.
Ryza mana tugas nya ?
Maaf fath tugas nya ada di keranjang belajaan kakak ku..
Ryza… aku marah dan kesal melihat ke teledoran nya yang kelewatan itu.
Akhirnya aku dan ryza di hukum berjemur hormat tiang bendera sampai selesai sekolah.
Sejak saat itulah aku dan ryza menjadi sahabat baik. Bagaikan sendok & garpu hahaha
Kehidupan ryza mungkin lebih buruk dari pada kehidupan ku. Karena ryzal sejak berumur 3 tahun sudah di tinggal oleh ibunya. Ibunya meninggal karena mngidap tbc.
Kehidupan ryza mungkin lebih buruk dari pada kehidupan ku. Karena ryzal sejak berumur 3 tahun sudah di tinggal oleh ibunya. Ibunya meninggal karena mngidap tbc.
Namun ryza mempunyai seorang kaka perempuan yang mengrusnya bagaikan ibunya sendiri. Kaka nya sangat sayang padanya. Sejak ibunya meninggal kaka nya lah yang menggantikan tugas ibunya membersihkan rumah, menyiapkan makanan, dll .
Ayah ryza seorang nelayan, yang pergi shubuh dari rumah dan kembali pulang saat matahari terbenam, untuk member makan keluarganya. Dari hasil itulah keluarga ryza hidup. Jika sudah mendapat ikan biasanya dia mangajak ku mengantarkan nya ke pasar karena ikan nya lumayan berat. Setelah mengantar ikan ke pasar kami bisa nya mendapat bonus uang dari si pembeli. Walaupun hanya 3000 berdua, tapi kami sangat senang.